Mencoba mau posting “clean up” tulisan yang masih ngendon di draft dari jaman Baholak…. Gara gara soal “teh” dan jadi inget bahwa kota kelahiranku juga punya dataran tinggi yang sempat ditanami tanaman teh dan ada 2 pabrik tehnya yaitu di bukit penampikan dan juga di sisi lainnya satu lagi lupa namanya…hehehe…jadi sekalian mau lanjut cerita yang tersisa dari Mudik 2012 lalu,saya dan keluarga ke kampung halaman di Tulungagung – Jawa Timur. Saya sempat mengajak kinan dan Ayah kinan jalan jalan ke daerah sisi lain Lereng Gunung Wilis yang adem dan sejuk, yaitu kecamatan Sendang yang dibagian dari ujung jalan daerah kecamatan sendang ini adalah sebuah tempat peristirahatan yang disebut “Argo Wilis”.
Argowilis jaman dahulu bagus, tertata rapi dengan dengan Villa tempat peristirahatan dan berbagai macam bunga bunga dan tanaman hias. *sayang dulu image villanya jelek banget sebagai tempat yang bisa disewa untuk pasangan berbuat maksiat….intinya nggak benerlah dan nampaknya sudah jadi rahasia umum…*astaghfirullah….semoga sekarang tidak lagi…
Pas dibawah Argowilis ini rumah kawan bapak saya satu kantor di “statistik” Tulungagung.Dulu kalo main Argowilis ini motor selalu saya titipkan dirumah beliau dan kita jalan jalan ke pesangrahan gratis gitu…*dulu kayaknya untuk masuk ke wilayah taman argowilis ini dipungut tiket masuk atau retribusi tapi jaman baholak saat saya masih kecil saya lupa berapa harganya. Dirumah kawan bapak ini juga suka diberi suguhan minuman teh asli dari daun teh di daerah Sendang ini.Setelah dipetik terus dikeringkan dan dijadikan teh. Pas kemarin ke Bintan bapak juga sempat membawakannya asli beli didaerah Sendang. Rasanya teh dari daun asli-nya tanpa fermentasi dan hanya dikeringkan ini menurut saya pahit, hmm berasa banget teh dan aromanya, kalo dari segi warna tidak terlalu merah malahan.
Balik lagi soal daerah Sendang dilereng Gunung wilis ini, masuk menuju wilayah sendang ini hawa dingin mulai terasa, dan ada seringnya ada kabut. Saat sekarang ini yang lagi booming dan sudah sejak jaman dahulu adalah peternakan Sapi perah. Disini ada KUD yang menjadi “pengumpul” hasil susu perahan yang konon katanya dijual kepada sebuah produsen susu formula besar dikota surabaya. Jadi yang ada sepanjang perjalanan kemarin kita ngasih tahu ke kinan soal Sapi perah ini, dan selalunya kinan bertanya-tanya “Mana mana sapinya”dan kalo dah dekat komentarnya adalah ” ihhhhh bauu” hehehehe….saking terkenal sebagai penghasil susu dari sapi perah ini juga diabadikan dengan sebuah patung di jalan menuju kedaerah Kecamatan Sendang.
Sayang seribu sayang, “Argowilis” kini sudah tidak tertata dan terawat dengan rapi…banyak rusak disana sini…tidak ada lagi taman bunga yang indah dari bunga bunga yang hanya bisa hidup didaerah dataran tinggi yang dingin. Mainanpun juga dah pada rusak. Pendopo besar yang ada ditengah area juga sudah tidak ada lagi. Hmm……harusnya bisa jadi objek wisata yah….dan dirawat serta ditata dengan rapi….PR buat pemerintah daerah dan semoga ada investor yang tertarik…karena menurut saya sebenarnya punya potensi keindahan alam yang indah.
Dibawah Argowilis berjalan kearah lembah dulu saya menjumpai sebuah sungai besar yang berbatu batu…suka jadi tempat rujakan karangtaruna didesa saya jaman baholak dulu pas saya masih kecil untuk refreshing misalnya tahun baru….atau hari libur lainnya….
Begitu juga kearah bukit penampikan…dulu ada peninggalan candi penampikan sayang photonya dalam bentuk hardcopy jaman dulu dan tertinggal di rumah di kampung halaman….beberapa tahun lalu saat mudik sama ayah kinan dan saya ajak ke perkebunan teh penampikan ternyata pabrik tehnya sudah tidak ada lagi dan tanaman tehnya sudah tidak terawat dan rusak…sekarang banyak digantikan dengan pohon karet katanya…hutan pohon pinusnya juga terlihat tidak banyak lagi sekarang….Semoga dibawah perum Perhutani bisa di galakkan lagi… dan jadi trade mark….hutan pohon pinus di lereng gunung wilis
Hmmm….Sendang…dan Argowilis dalam kenangan….jadi ingat reuni SMP barbequean di kompleks perkebunan dan pabrik teh diderah penampikan…..
Satu yang masih membuat saya penasaran dan sampai sekarang belom pernah saya kunjungi adalah air terjun dilereng gunung wilis yang jalannya aduhai jauh dan medan berbahaya…..haduh lupa lagi namanya….*coba nanti tanya dwi yang sudah kesana tahu indahnya air terjun itu…konon juga ada bunga edelweisnya….hmmm sekarang dah punya buntut kayaknya hanya menikmati ceritanya aja kayaknya nggak mungkin bisa kesana…
Semoga kelak “Sendang” semakin Indah dan berbenah untuk jadi tujuan wisata…dan perkebunan tehnya tidak tutup, kalo bisa malah cari investor untuk itu…..setidaknya masih ada satu pabrik teh di Tulungagung yang tetap bertahan….Semoga…
Kampung halamanya asri bangeeetttt….suka sama poto2nya nih…Kinan makin cantik aja ih !
tempat sebagus itu, kalau tidak terawat denga baik jadi sedih ya…ini sebenarnya masalah negara kita, bisa membangunnya tapi ga bisa merawatnya…
Seneng euy kalau lihat pemandangan ijo royo2 begitu ya . Segerrr 🙂
seger bun kalau jalan2 kesana ya, disin yan ada debu dan asap
halo mba, salam kenal. aku kalo lebaran juga ke tulungagung ke rumah nenek dari suami. masih hijau ya memang di tulungagung mba
Mbak… itu main mainan di kali uuuenak yaaa… hehehehe
jadi pingin suatu saat ajak dija ke kali kecil yang bersih gitu
tapi jaman sekarang, dimana yaaaa
air terjun lawean nmanya
jadi kangen sendang,q hemmmm
kpn bisa pulkam hehehe
Saya jadi ingat bulan Agustus tahun 2005 ketika masih belum menikah, saya melakukan pendakian solo ke gunung Willis, saya menginap semalam di Argo Willis, sepi saya seorang diri, tarifnya waktu itu 75ribu, pingin lagi naik ke gunung Willis tapi lewat Nganjuk, katanya lebih bagus treknya.
udah lama ga pulang ke tulung agung,aku juga lahir di sendang,terakhir pulang tahun 2011. kapan ya bisa pulang ke sendang.