Budaya Tertib mematikan Telepon Genggam dalam Pesawat Terbang

Gadget yang beraneka ragam - Sumber : Internet

Jaman sudah berubah semakin canggih. Sudah bukan jaman “Ronggo Warsito” atau “Prabu Jayabaya” yang dalam berkomunikasi menggunakan telepati. Semua serba modern dan canggih. Begitu juga dengan alat transportasi dan alat  komunikasi. Dari tahun ketahun selalu mengikuti perkembangan jaman dan selera pasar.  Masyarakat sudah nggak asing lagi dengan yang namanya “hand phone” atau “Mobile phone” atau telepon genggam atau biasa disebut juga ponsel.  Di pasaran menjamur berbagai merk ponsel dan juga “Gadget” yang serba canggih menawarkan berbagai macam fiture yang bisa digunakan oleh penggunanya. Begitu  juga dengan alat transportasi terutama transportasi udara. Dari hari ke hari  semakin banyak maskapai penerbangan yang hadir menawarkan persaingan harga yang murah. Slogan sebuah maskapi penerbangan. Pabrik pesawat terbang semakin meningkatkan kualitas segala bentuk kecanggihan dalam pesawat terbang baik dari segi desain, mesin pesawat, alat komunikasi atau dikenal dengan “navigation system” agar memenuhi standard kelayakan terbang dan juga keselamatan penerbangan. Tapi sayang kecanggihan alat telekomunikasi dan alat transportasi  yang juga sudah hadir dinegara kita ini tidak dibarengi dengan budaya tertib masyarakat kita.  Lho memang apa hubungannya budaya tertib dengan kecanggihan alat komunikasi terutama ponsel dan juga alat transportasi udara. Mau tahu jawabannya simak tulisan saya  sampai  paragraf terakhir ya 🙂

Pesawat Terbang - sumber Internet

Bagi yang sering bepergian menggunakan pesawat terbang rasanya sudah tidak asing dengan perintah untuk mematikan telepon genggam atau” gadget” selama di pesawat terbang. Perintah yang biasanya diumumkan oleh suara merdu pramugari atau pramugara yang sedang bertugas ini biasanya dilakukan dengan menggunakan pengeras suara, jadi saya rasa semua penumpang yang berada didalam pesawat tersebut pasti mendengarnya dengan jelas. Namun dari  pengalaman saya selama beberapa kali bepergian dengan pesawat terbang saya masih menjumpai  banyak masyarakat kita yang rupanya tidak menjalankannya. Budaya tertib untuk melaksanakan  perintah atau instruksi yang telah diberitahukan diabaikan begitu saja. Betapa menyedihkan sekali, miris melihatnya dan ini dilakukan tidak hanya penumpang yang  biasa (maaf sebelumnya  penumpang biasa ini maksudnya  yang taraf pendidikan dan pengetahuannya tidak terlalu tinggi, maaf lagi, bukan bermaksud menyinggung dan “underestimate” misalnya TKI/TKW dari luar negeri karena saya pun juga pernah jadi TKW biarpun embel embelnya TKW ber-“skill”, tetapi tetap saja mantan TKW :).)  bahkan penumpang yang terlihat berdasi dan perlente dengan “gadget” yang tercanggih dan terkini-pun masih sering mengabaikan perintah untuk mematikan telepon genggam ini.  Sering kali  hal tersebut saya lihat dan kadang membuat saya jadi gemes sendiri, dan dalam hati saya berkata “Nih, orang ngerti nggak sih disuruh mematikan HP ?Nggak tahu apa betapa bahaya hal tersebut untuk keselamatan penerbangan?”. Untuk menegurnya  saya tidak kuasa karena kadang jarak kursi yang jauh atau terkadang saat mesin pesawat dah nyala dan ada tanda tanda  untuk “take off” masih terdengar suara telepon genggam berbunyi dari penumpang yang mana tidak begitu jelas.

Kenapa saya begitu tertarik mengangkat tema  budaya tertib mematikan telepon genggam dalam penerbangan ini ? Saya ingin berbagi informasi yang menurut saya penting  untuk kita semua. Agar kita mengetahui apa bahayanya  dan akhirnya kita memilih hal yang baik untuk lebih mementingkan  keselamatan penerbangan. Bukan juga karena kebetulan saya bekerja di sebuah “Manufacturing” alat alat navigasi dan komunikasi pesawat terbang  sehingga saya lebih mengerti. Tidak sama sekali, saya juga masih belajar dan ingin tahu kenapa hal tersebut dilarang? Apa masalah yang diakibatkan bila ada penumpang dalam pesawat yang masih  menyalakan telepon genggamnya?. Pagi  ini saya iseng berdiskusi dengan kawan “Engineer” (lulusan sebuah Universitas Negeri di Jakarta) saya tanyakan kepada kawan ini secara sederhana “Kenapa sih kok saat penerbangan kita nggak boleh menyalakan telepon genggam , laptop, atau “gadget” lainnya?”.  Karena si “engineer” ini  lebih concern kepada alat-alat navigasi atau komunikasi dalam pesawat terbang yang di  buat oleh pabrik dimana kita bekerja ini daripada memilih penjelasan secara teknik tentang matinya salah satu turbin di mesin pesawat akibat radiasi telepon genggam. Maka dia memberi penjelasannya seperti ini, “ Beberapa alat navigasi atau alat komunikasi untuk pesawat terbang  ini  menggunakan teknologi RF technology (RF= Radio Frequency) jadi bisa terkena  “interference” atau gangguan  dari telepon genggam. Walaupun sebenarnya sudah ada pengaturan dan standard untuk pemakaian RF frequency band berdasarkan FAA  standard, namun masalahnya  biasanya radiasi radio dari telepon genggam itu bukan cuma berupa sinyal GSM. Akan tetapi ada juga”electromagnetic signal” jadi biasanya anomali atau penyimpangan yg ada di “navigation equipment” atau alat navigasi juga dipengaruhi dari EMI=electromagnetic interference dari “mobile phones”. (FAA kependekan dari Federal Aviation Administration sebuah organisasi pemerintah Amerika yang menangani masalah penerbangan disana, kalo di Indonesia mungkin seperti KNKT gitu-lah  🙂 ).

Kalo masih bingung dengan penjelasan kawan saya yang sudah saya tuliskan diatas ada baiknya saya tambahkan juga fakta tentang bagaimana telepon genggam bekerja Untuk diketahui, telepon genggam tidak hanya mengirim dan menerima gelombang radio melainkan juga meradiasikan tenaga listrik untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station). Sebuah ponsel dapat menjangkau BTS yang berjarak 35 kilometer. Artinya, pada ketinggian 30.000 kaki, sebuah ponsel bisa menjangkau ratusan BTS yang berada dibawahnya. (Di Jakarta saja diperkirakan ada sekitar 600 BTS yang semuanya dapat sekaligus terjangkau oleh sebuah ponsel aktif di pesawat terbang yang sedang bergerak di atas Jakarta ). Wah bayangkan betapa ruwet dan semrawutnya sinyal sinyal itu beterbangan. Dan akibatnya bisa mengganggu kelancaran komunikasi selama penerbangan.

Dari sebuah cerita yang saya baca hasil riset mencari di rumah mbah “google” pagi ini saya menemukan tulisan yang berisi data dan fakta tentang banyak kejadian kecelakaan pesawat terbang yang ditengarai sumbernya berasal dari gangguan navigasi atau mesin pesawat. Seperti ini kurang lebihnya petikan dibawah ini.

Contoh kasusnya antara lain: Pesawat Crossair dengan nomor penerbangan LX498 baru saja “take-off” dari bandara Zurich , Swiss. Sebentar kemudian pesawat menukik jatuh.Sepuluh penumpangnya tewas. Penyelidik menemukan bukti adanya gangguan sinyal ponsel terhadap sistem kemudi pesawat. Sebuah pesawat Slovenia Air dalam penerbangan menuju Sarajevo melakukan pendaratan darurat karena sistem alarm di kokpit penerbang terus meraung-raung. Ternyata, sebuah ponsel di dalam kopor dibagasi lupa dimatikan, dan menyebabkan gangguan terhadap sistem navigasi. Boeing 747 Qantas tiba-tiba miring ke satu sisi dan mendaki lagi  setinggi 700 kaki justru ketika sedang “final approach” untuk “landing” di bandara Heathrow, London . Penyebabnya adalah karena tiga penumpang belum mematikan komputer, CD player, dan electronic game masing-masing.
(The Australian, 23-9-1998). Sumber dari sini.

Kenyataan yang sering saya lihat dari pengalaman saya menggunakan layanan pesawat terbang ini, banyak masyarkat kita yang tidak menjalankan budaya tertib mematuhi aturan yang berlaku yaitu mematikan telepon genggam saat penerbangan. Malu rasanya mendapati kenyataan bahwa negara Indonesia yang notabene dikenal sebagai masyarakat yang berbudaya tinggi dan luhur pada kenyataannya masih jauh dari budaya tertib. Marilah kita semua lebih sadar dan mementingkan keselamatan daripada ego diri kita untuk menerima panggilan atau menelepon selama penerbangan. Apa salahnya mengikuti aturan yang diberlakukan untuk kita demi keselamatan bersama. Dengan mematikan telepon genggam atau “gadget” lain selama penerbangan berarti kita ikut andil dalam penerbangan yang “safe”. Tidak hanya untuk para penumpang pesawat terbang yang harus menjalani budaya tertib, tapi semua pengemudi yang berada dijalan raya darat pun juga harus lebih mengutamakan keselamatan dengan lebih bijaksana menggunakan telepon genggam di jalan raya. Semoga dengan budaya tertib kita bisa bepergian sampai ditujuan dengan selamat. Dan jangan lupa berdoa terlebih dahulu kepada Allah SWT, agar perjalanan kita dilindungi dari segala mara bahaya dan musibah. *Amien

=============================================================

Artikel ini saya ikut sertakan dalam pegelaran mingguan “ADUK” dirumah pak dhe cholik dengan keyword “budaya tertib”.

About mama-nya Kinan

Semoga kami bisa menjadi keluarga Yang Sakinah, Mawadah dan Warohmah
This entry was posted in Gado-gado and tagged , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

25 Responses to Budaya Tertib mematikan Telepon Genggam dalam Pesawat Terbang

  1. Orin says:

    Wow…lengkap sekali infonya Mam, sepertinya menang lg nih 😉

    mengikut anjuran dan nasehat pak dhe mbak orin..menulis jangan terjun bebas…jadi belajar menulis yang lengkap..hehehe

  2. Iya Mbak. Aku juga sebel sama penumpang yang di dalam pesawat masih nelpon tanpa menyadari tata tertib. Dia yang lalai bisa mengakibatkan bencana untuk seluruh penumpang. Kalo suamiku tegor, langsung cemberut. Iiih harusnya kan kita yang cemberut karena dia udah membahayakan kami semua.

    bener banget mbak..kenapa mereka tidak mengindahkan peraturan…kita yang tahu bahaya-nya kan jadi gemesssssss banget…iya soal menegur pasti kita yang negur dapat “pelototan” atau kadang yah “cemberut” tapi lebih baik kita mengingatkan demi penerbangan yang “aman”..:)

  3. hilsya says:

    canggih euy.. iya, aku sedang mengamati bahwa umumnya kalo mau take off sih udh pada mati.. tapi kalo habis mendarat itu lho.. beres touch down..langsung bunyi semua, ga pada sabar kali ya?

    iya mbak..biasanya mau tanya kabar kali yah..atau bagi yang bisnis travelling mungkin kolega…sodara dll…harusnya bener bener sampai touch down dan mesin mati mbak…baru boleh dinyalakan lagi kan…

  4. apikecil says:

    dapat informasi baru nih pas berkunjubg kesini
    ternyata.. bahaya juga ya mbak..
    semoga sukses ya mbak di kontesnya Pak Dhe

    iya bener dek..jadi kita harus aware, 🙂 sukses juga buat kamu yah..:)

  5. Asop says:

    Saya pengen lho ngefoto-foto di dalam kabin pesawat… tapi gak boleh sih… 😦

    Photo…??? jadi pingin searching juga boleh tak yah..soalnya selama ini yang aku tahu kalo photo boleh….pak habibi aja yang engineer master di avionic aja punya koleksi photo photo tentang angkasa …langit…awan..bagus bagus hasil jepretannya..jadi penasaran jg nieh dek..

  6. alamendah says:

    Penjelasan yang panjang lebar dan sangat komplit serta memahamkan saya yang selama ini sering bertanya-tanya kenapamusti dimatiin?

    sebisa dan semampu yang saya rangkum pak..kalo mau googling, banyak banget penjelasan secara teknis..:) terimakasih kunjungannya pak 🙂

  7. Pakde Cholik says:

    Saya telah membaca artikel diatas dengan cermat
    Akan langsung saya catat
    Terima kasih atas partisipasi sahabat.
    Tak lupa saya mohon maaf atas segala kesalahan lahir dan batin. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
    Dari Surabaya saya kirim salam hangat

    Terimakasih pak dhe atas Verify nya..

  8. Gaphe says:

    sebenernya juga udah ada peringatan, barang siapa yang menyalakan telepon genggam dan mengganggu keselamatan dapat dikenai denda maksimal 250 juta rupiah.. tapi kadang susah juga kalo nyuruh orang2 yang nggak sadar sama prosedur keselamatan kayak gini. mungkin besok ada detektor yang mampu mendeteksi gelombang telepon kali ya, yang masih nyala turunin aja.

    wah iya bener phe..walah lupa menuliskannya…sip sip..ditambahin sama gaphe..

  9. joe says:

    pada hape-hape keluaran baru biasanya tidak usah dimatikan tapi cukup diaktifkan profil ‘flight mode’ sehingga hape masih bisa digunakan untuk main game atau dengerin musik

    wah kurang begitu mengerti kalo gadget yang keluaran terbaru ….tapi bukankah itu masih mengerluarkan gelombang electro magnetic..bukankah alangkah baiknya kita matikan..karena nggak hanya sinyal GSM aja yang bisa menggangu ternyata..wah boleh jg nieh disearching lagi..thanks tambahan info-nya sahabat. 🙂

  10. Lidya says:

    kalau pakai Flight mode masih boleh kan bun 🙂

    waduh ini sama dengan koment sahabat bloggers joe mbak lid…jawabanku pun sama mungkin..sama komentar untuknya 🙂

  11. Inda Rozalia says:

    hah!!! aku jg pernah kesel. Sepanjang perjalanan org itu sibuk maen golf di ipadnya. Gila apa?? gregetan aku.. Trus pas diingetin sama pramugarinya, begitu pramugarinya pergi eeeh dia malah geleng2 kepala, lanjut lagi maennya. Padahal, apa sih salahnya matiin dulu. Kalo dah sampe kan bs main lg sepuasnya. Dasaaar…

    hehehe..iya mbak dah diingat kan malah geleng geleng kepala..ini pramugarimalah yang mengingatkan…betapa perbuatannya bisa membahayakan nyawa dan keselamatan bersama, alangkah bijaknya dan baiknya kalo kita ikuti saja demi keamanan bersama yah mbak..:)

  12. Ini tulisan yang bagus banget, jeng.

    Saya juga seriiiinnggg kesel sama orang2 yang suka sok sibuk di dalam pesawat dengan gadgetnya. Ada yang beralasan, “kan udah pake flight mode”. Tapi gimana pun kan bisa aja tetep bahaya *gak tau juga sih sebenere gak begitu ngerti soalnya*. Tapi yah, tetep aja menurut saya, apa salahnya sih dimatiin bentar tu gadget, tar kan kalo udah nyampe bisa pake lagi sepuasnya, gak usah sok sibuk gitu deh, jgn cuma pikirin diri sendiri dooongg…yang laen juga pengen selamat, gak mau ni penerbangan kenapa2 gara2 satu orang yang sok sibuk!! *lha, kok saya jadi sewot gini??? hihihihihi*

    Intinya, sekali lagi, thanks buat tulisan ini, mama Kinan. Keknya bakal dapat ‘tempat’ lagi nih, hehehe

    iya mbak..saya gemes aja melihat mereka mereka yang dah diingatkan dah dikasih aturan masih saja tidak mengindahkan…rasanya pingin ngomong kenceng kenceng..tapi kan ya etika..paling pura pura ngomong sama sebelah kita aja yang agak kenceng biar terdengar juga..patuhilah aturan demi keselamatan, untuk yang flight mode ini, jadi pingin ngerti juga cara bekerjanya….kenapa kok mereka masih kekeh sumekeh beralasan flight mode ya…tapi rasanya masih juga merasa nggak aman …harus searching neh..:) thanks mbak allisa..

  13. rina says:

    waah ini yang paling saya sebelin klo naik pesawat… penampilan intelek, tapi pikiran nyeleneh… matiin hape aja susee bener… padahal ke palembang – jakarta cm 45 menit, keknya rugiii bener klo hape mati…. pernah ada orang ditergur pramugari sampe 2 kali tetep aja keukeuh …. bagus mbak tulisannya saya doakan menang ….

    iya mbak semoga banyak orang semakin “aware” dengan hal ini dan menjaga supaya penerbangan bisa “safe” untuk kita semua , thanks mbak

  14. Elsa says:

    postingannya top markotop mbak
    pasti dapet buku lagi deh dari Pakdhe

    ungkapan dan curahan hati tentang budaya tertib mbak elsa, semoga banyak orang semakin aware dengan ini, amien semoga mbak elsa 🙂

  15. baby DIJA says:

    Dija belom pernah naik pesawaaaat…
    hiks

    ayo baby dija, ajak tante elsa jalan jalan ke singapore lagi, nanti main bintan yah ketempat mbak kinan nyeberang pake ferry 🙂

  16. Wah artikel bunda essip banget kayaknya bakalan keluar jadi jawara lagi nih,,,hehehehehe lengkap informasinya,,,,, maaf bun kalau jarang kesin jadwal bewe saya lagi carut marut,,,hehehehe

    menuruti nasehat pak dhe mas, nggak terjun bebas dalam menulis…semoga bermanfaat …iya gak pa pa mas arif..secara kan sekarang ada dede ardan..:) banyakin waktu dengannya ….pasti indah..

  17. IbuDini says:

    Panjang dan lengkap mb..calon2 masuk nominasi lagi nich.

    Iya mb sama-sama, gak apa…saya juga belum rasa rambutan itu manis atau asam…yang pasti itu hasil dari kebun warisan yg saya dapatkan mb. Tapi kalau sawo dijamin manis…insyaallah nanti kalau panen lagi kinan dapat jatah yang banyak.
    Kemarin cuma dikit jadi dibagi siki2 sama tetangga juga….

    amien…semoga mbak..:) mbak yani absen yah kemarin…lagi sibuk ya 🙂 rambutannya manis kok mbak, tinggal nunggu sawo-nya nieh, ibuk bilang makasih, ibuk saya heran kok bisa yah ketemu diinternet, blom ketemu langsung..dah dikasih oleh oleh…ya allah makasih yah mbak :)..wah berbagi yah mbak …indahnya apalagi dibulan ramadhan yah mbak..semoga rejeki yang barokah selalu terlimpah untuk mbak yani sekeluarga 🙂

  18. Pingback: Budaya Tertib Peraup Dolar |BlogCamppost

  19. salam mama kinan.

    wah detil sekali, menarik, dan top deh artikelnya, pantesan duduk di daftar pertama.
    salute,
    ehm, mo sedikit berkomentar nih ttg signal noise by cell phone @airport;sekedar tambahan
    actually 4 tahun sy belajar dikampus ttg dunia telekomunikasi, penyebab utama nya kita dilarang adalah ” Interferensi signal’–sudah dijelaskan sm mama kinan secara detil,
    GSM bekerja di frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz, itu dianggap mengganggu komunikasi system transportasi pesawat dengan menara airport, untuk detil frekuensi nya sy lupa, tp mendekati.
    Seandainya frekuensinya beda, misal di 3rb Mhz, ndak maslah, walaupun ratusan BTS tdk akan mengganggu.
    Pembelajaran yang baik mama kinan.

    makasih mas..:) makasih kembali karena di kasih detail tambahan untuk penjelasannya..wah makin tambah ngerti nieh saya 🙂 masih belajar mas,,terus terang saya dari IPS dulu dan orang sosial kuliahnya..jadi logika tentang dunia pertelekomunikasian suka nggak mudeng jadi masih harus banyak belajar..salah satunya dengan tanya dan mereview diblog..terus tambahan dari googling, tambahan dari kawan dikolom komentar, termasuk dirimu…terimakasih banyak 🙂

  20. ~Amela~ says:

    Walaupun kelihatannya sepele tapi nyawa taruhannya ya mbak..
    saya sebelum masuk pesawat biasanya emang saya matikan sih Hapenya..
    lagipula di pesawat biasanya tidur, ga bisa maenan HApe

    iya mbak, kelihatannya sepele kan…makanya banyak orang tidak mengindahkan..padahal bahayanya besar 🙂

  21. Lyliana Thia says:

    Mantaaab mbak artikelnya… menambah wawasan saya banget nih…
    saya taunya semua penumpang pesawat sudah patuh dgn peraturan tersebut,,,
    karena ini kan penerbangan yang taruhannya adalah kecelakaan pesawat,..
    ternyata msh banyak org yg nggak patuh ya… dan org2 berdasi pula!
    ternyata kedewasaan seseorang nggak dilihat dari titel, jabatan maupun hartanya ya mbak!

    Semoga kita terhindar dari org2 dan sifat2 tak acuh spt itu…
    krn bisa membahayakan diri sendiri dan org lain…

    selamat yah Mom…. ^_^
    very nice article!

    iya bunda vania… kalo yang saya lihat itulah kenyataannya..tapi semoga banyak yang semakin “aware” dan sadar untuk mematuhi peraturan penerbangan…:) …thanks bunda vania

  22. Erwin Sjodin says:

    Wow, we actually agree on something, how about that!!

    thank if you agree..:0

  23. Ano says:

    pada modus terbang ponsel tdk mengeluarkan sinyal, hanya bisa untk aplikasi hiburan, catatan, tulis menulis dan tdk berbahaya.
    Untuk contoh bhwa frekuensi dan gelombang elektromagnetik hp mengganggu sistem RF, bisa di buktikan di khdpn sehari hari.
    Dekatkan hp pd saat ada panggilan/baru di hdpkan/ketika mencari sinyal dengan pesawat radio atau televisi, dan amati yg tertadi, terdengar suara menderung di loudspeaker tv/radio.
    Itulah bukti nyata yg bisa kt praktekan.
    Dan memang SANGAT BERBAHAYA bila itu terjadi pd saat pesawat take off, dan landing.
    Kalau saya lihat d pswt ada yg nyalain hp mdng gw banting tuh.

    Wah terimakasih sahabat atas penjelasan dan tambahan infonya nieh…jadi tambah mudeng dan ngeh soal ini, semoga banyak juga kawan kawan lain semakin mengerti dan “aware” sehingga berhati hati dan lebih bijaksana dalam penggunaan telepon genggam didalam pesawat terbang 🙂

  24. Pingback: Pemukulan Pramugari “Sriwijaya Air” Menegur Mematikan Handphone | My new world

  25. Pingback: HaPPy Unniversary 4th Blogcamp, We Love You | My new world

Leave a comment