Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un ( إِنَّا للهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ )
Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada Allah jualah kita kembali.
Entah sudah berapa lama tidak menjamah blog tercinta, rumah berbagi, rumah tempat curhat….beribu cerita terlewat. Dan hari ini saat kangen yang melanda dengan sangat akhirnya jari jemari ini menari diatas Keybord…ingin menuliskan “Selamat Jalan Bapak-ku tercinta, aku akan selalu ingat dan selalu sayang sampai kapanpun” Rasanya sampai detik ini masih seperti mimpi..hanya seperti saya masih di Bintan dan bapak sekarang sedang di Jawa, bedanya adalah bahwa saya tidak dapat lagi berkomunikasi lewat telp seperti dulu…saling curhat, kemudian berbagi cerita…*nulis sambil mbrebek mili….*terus terang draf ini tidak terlesaikan dari hari ke 15 bapak meninggal waktu itu karena saat mulai ketak ketik tiba tiba yang ada sedih dan mewek melanda. Sampai akhirnya saya hanya sempat update status di FB kala itu untuk menumpahkan rasa sedih di hati.
Sekarang sehari setelah lebaran Idul Adha…menjelang 40 hari meninggalnya Bapak kadang teringat dan akhirnya sesak didada…berakhir dengan linangan airmata…seperti kemarin saat sholat Idul Adha..saat bersama mengikuti takbir, tiba tiba air mata berlinang…teringat Bapak…*asli kadang sering sesak kalo ingat…kangen yang entah tidak bisa dideskripsikan ….Kemudian dalam hati sering ada sedikit penyesalan…kenapa tidak lama bisa cuti lebaran kemarin, 2 minggu hanya satu minggu yang isinya saya full dirumah sama bapak dan ibu dan anak anak, setelah itu minggu pas lebaran kita bagi nginepnya ditempat mertua. Pas mau balikpun berangkat dari rumah mertua, jadi pas siangnya jumpain bapak saat Hemodialisa atau cuci darah dirumah sakit baru malemnya pamitan dini hari kerumah bapak, saati ibu bapak tampak berjalan sendiri dari kamar keruang tamu, terduduk dengan senyuman dan tampak lebih segar. Sampai detik ini andai saya tahu itu adalah pertemuan terakhir saya dengan bapak, rasanya saya tidak akan mau melepaskan pelukan saya dari beliau, saya ingin selalu dekat…*astagirullah…ampuni saya Ya Allah….ini adalah takdirmu…dan saya harus ikhlas menerima. Semoga bapak tenang disana.
Beribu kenanangan suka dan duka bahkan lebih dari itu mungkin tak terhitung telah kami lewati dan akan selalu saya kenangs seumur hidup. Begitu juga berbagai macam wejangannya tentang kebaikan semoga bisa saya laksanakan. Terakhir pulang kemarin saat menjelang lebaran, alhamdulillah bapak bisa lihat cucunya adiknya kinan, yaitu Ghayda. Masih ingat ketika saya berusaha mendisplinkan kinan, bapak saya langsung berujar seperti pesan dengan bahasa jawa ” Ojo Kereng kereng lek mu ngopeni anak”. Artinya “Jangan galak galak dalam mengasuh anak”. Ya Allah…bapak dalam masa sakitnya memang sudah tidak terlalu banyak bicara, hanya tersenyum dan berbicara yang penting penting saja.
Hanya doa yang bisa dipanjatkan saat ini dan seterusnya..dan hanya itu yang bapak butuhkan kini dan seterusnya….”Do’a dari anak yang saliha’…Do’a saya yang saya panjatkan kepada Allah SWT untuk bapak…Ya Allah, bapak adalah manusia biasa yang tidak sempurna, yang dimasa hidupnya mungkin pernah melakukan khilaf dan kesalahan, bapak bukanlah manusia yang sempurna dan suci, tapi bapak adalah bapak yang terbaik untuk saya. Saya sayang bapak,sampai kapanpun. Semoga bapak tenang disana.
Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang ampunilah dosa Almarhum bapak, Hapuskanlah dosa dan kesalahan serta kekhilafannya selama hidup didunia, Terimalah amal perbuatannya serta tempatkanlah disisi Mu Ya Allah, Limpahkanlah rahmatMU dan karuniakanlah SurgaMU serta hindarkanlah dari siksa api Neraka. Aamiin Ya robbal alamin.
Inalilahi wa inna ilaihi rojiuun. Mama Kinan, saya turut berduka cita atas kepergian Bapak. Ya Allah membacanya saya ikut mrembes nih mata saya. Ingat bapak saya yg juga sdh tua.
Innalilahi, turut berduka ya atas kepergian bapak. Ikut mendoakan untukbeliau. Yang sabar ya bun
semoga Allah mengampuni dosanya dan memberikan tempat yang baik yah mbak, semoga Allah juga memberikan kesabaran untuk yang ditinggalkan
ikut sedih mbak….
jadi inget, temanku juga kehilangan ibunya setahun yang lalu. Kemudian ada sahabat yang beberapa bulan lalu juga ditinggal pergi sang ayah.
kalo melihat hal seperti ini, aku merasa sangat beruntung (atau seharusnya malu yaa) karena sampai setua ini masih tinggal bareng orang tua.
(speechless aku mbak..)
ELSA
—pake akunnya Dija–